Macam-Macam Shalat Sunnah
Shalat
sunnah itu ada dua macam:
1.
Shalat sunnah yang disunnahkan dilakukan secara berjamaah
2. Shalat sunnah yang tidak disunnahkan
dilakukan secara berjamaah
A.
Shalat sunnah yang disunnahkan dilakukan secara berjamaah
1.
Shalat Idul Fitri
2.
Shalat Idul Adha
Ibnu
Abbas Ra. berkata: “Aku shalat Idul Fithri bersama Rasulullah SAW dan Abu bakar
dan Umar, beliau semua melakukan shalat tersebut sebelum khutbah.” (HR Imam
Bukhari dan Muslim)
Dilakukan
2 raka’at. Pada rakaat pertama melakukan tujuh kali takbir (di luar Takbiratul
Ihram) sebelum membaca Al-Fatihah, dan pada raka’at kedua melakukan lima kali
takbir sebelum membaca Al-Fatihah.
3.
Shalat Kusuf (Gerhana Matahari)
4.
Shalat Khusuf (Gerhana Bulan)
Ibrahim
(putra Nabi SAW) meninggal dunia bersamaan dengan terjadinya gerhana matahari.
Beliau SAW bersabda:
“Sesungguhnya
matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda (kebesaran) Allah
SWT. Tidak terjadi gerhana karena kematian seseorang, tidak juga karena
kehidupan (kelahiran) seseorang. Apabila kalian mengalaminya (gerhana), maka
shalatlah dan berdoalah, sehingga (gerhana itu) berakhir.” (HR Imam Bukhari dan
Muslim)
Dari
Abdullah ibnu Amr, bahwasannya Nabi SAW memerintahkan seseorang untuk memanggil
dengan panggilan “ashsholaatu jaami’ah” (shalat didirikan dengan berjamaah).
(HR Imam Bukhari dan Muslim)
Dilakukan
dua rakaat, membaca Al-Fatihah dan surah dua kali setiap raka’at, dan melakukan
ruku’ dua kali setiap raka’at.
5.
Shalat Istisqo’
Dari
Ibnu Abbas Ra., bahwasannya Nabi SAW shalat istisqo’ dua raka’at, seperti
shalat ‘Id. (HR Imam Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Tirmidzi)
Tata
caranya seperti shalat ‘Id.
6.
Shalat Tarawih (sudah dibahas)
Dari
‘Aisyah Rda., bahwasannya Nabi Muhammad SAW shalat di masjid pada suatu malam.
Maka orang-orang kemudian mengikuti shalat beliau. Nabi shalat (lagi di masjid)
pada hari berikutnya, jamaah yang mengikuti beliau bertambah banyak. Pada malam
ketiga dan keempat, mereka berkumpul (menunggu Rasulullah), namun Rasulullah SAW
tidak keluar ke masjid. Pada paginya Nabi SAW bersabda: “Aku mengetahui apa
yang kalian kerjakan tadi malam, namun aku tidak keluar karena sesungguhnya aku
khawatir bahwa hal (shalat) itu akan difardlukan kepada kalian.” ‘Aisyah Rda.
berkata: “Semua itu terjadi dalam bulan Ramadhan.” (HR Imam Muslim)
Jumlah
raka’atnya adalah 20 dengan 10 kali salam, sesuai dengan kesepakatan shahabat
mengenai jumlah raka’at dan tata cara shalatnya.
7.
Shalat Witir yang mengiringi Shalat Tarawih
Adapun
shalat witir di luar Ramadhan, maka tidak disunnahkan berjamaah, karena
Rasulullah SAW tidak pernah melakukannya.
B.
Shalat sunnah yang tidak disunnahkan berjamaah
1.
Shalat Rawatib (Shalat yang mengiringi Shalat Fardlu), terdiri dari:
a. raka’at sebelum shubuh
b. 4 raka’at sebelum Dzuhur (atau Jum’at)
c. 4 raka’at sesudah Dzuhur (atau Jum’at)
d. 4 raka’at sebelum Ashar
e. 2 raka’at sebelum Maghrib
f. 2 raka’at sesudah Maghrib
g. 2 raka’at sebelum Isya’
h. 2 raka’at sesudah Isya’
Dari
22 raka’at rawatib tersebut, terdapat 10 raka’at yang sunnah muakkad (karena
tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW), berdasarkan hadits:
Dari
Ibnu Umar bahwa Rasulullah SAW senantiasa menjaga (melakukan) 10 rakaat
(rawatib), yaitu: 2 raka’at sebelum Dzuhur dan 2 raka’at sesudahnya, 2 raka’at
sesudah Maghrib di rumah beliau, 2 raka’at sesudah Isya’ di rumah beliau, dan 2
raka’at sebelum Shubuh … (HR Imam Bukhari dan Muslim).
Adapun
12 rakaat yang lain termasuk sunnah ghairu muakkad, berdasarkan hadits-hadits
berikut:
a.
Dari Ummu Habibah, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Barang
siapa senantiasa melakukan shalat 4 raka’at sebelum Dzuhur dan 4 raka’at
sesudahnya, maka Allah mengharamkan baginya api neraka.” (HR Abu Dawud dan
Tirmidzi)
2
raka’at sebelum Dzuhur dan 2 raka’at sesudahnya ada yang sunnah muakkad dan ada
yang ghairu muakkad.
b.
Nabi SAW bersabda:
“Allah
mengasihi orang yang melakukan shalat empat raka’at sebelum (shalat) Ashar.”
(HR Imam Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Huzaimah)
Shalat
sunnah sebelum Ashar boleh juga dilakukan dua raka’at berdasarkan Sabda Nabi
SAW:
“Di
antara dua adzan (adzan dan iqamah) terdapat shalat.” (HR Imam Bazzar)
c.
Anas Ra berkata
“Di
masa Rasulullah SAW kami shalat dua raka’at setelah terbenamnya matahari
sebelum shalat Maghrib…” (HR Imam Bukhari dan Muslim)
Nabi
SAW bersabda:
“Shalatlah
kalian sebelum (shalat) Maghrib, dua raka’at.” (HR Imam Bukhari dan Muslim)
d.
Nabi SAW bersabda:
“Di
antara dua adzan (adzan dan iqamah) terdapat shalat.” (HR Imam Bazzar)
Hadits
ini menjadi dasar untuk seluruh shalat sunnah 2 raka’at qobliyah (sebelum
shalat fardhu), termasuk 2 raka’at sebelum Isya’.
2.
Shalat Tahajjud (Qiyamullail)
Al-Qur’an
surah Al-Israa’ ayat 79, As-Sajdah ayat 16 – 17, dan Al-Furqaan ayat 64.
Dilakukan dua raka’at-dua raka’at dengan jumlah raka’at tidak dibatasi.
Dari
Ibnu Umar Ra. bahwa Nabi SAW bersabda: “Shalat malam itu dua (raka’at)-dua
(raka’at), apabila kamu mengira bahwa waktu Shubuh sudah menjelang, maka
witirlah dengan satu raka’at.” (HR Imam Bukhari dan Muslim)
3.
Shalat Witir di luar Ramadhan
Minimal
satu raka’at dan maksimal 11 raka’at. Lebih utama dilakukan 2 raka’at-2
raka’at, kemudian satu raka’at salam. Boleh juga dilakukan seluruh raka’at
sekaligus dengan satu kali Tasyahud dan salam.
Dari
A’isyah Rda. Bahwasannya Rasulullah SAW shalat malam 13 raka’at, dengan witir 5
raka’at di mana beliau Tasyahud (hanya) di raka’at terakhir dan salam. (HR Imam
Bukhari dan Muslim)
Beliau
juga pernah berwitir dengan tujuh dan lima raka’at yang tidak dipisah dengan
salam atau pun pembicaraan. (HR Imam Muslim)
4.
Shalat Dhuha
Dari
A’isyah Rda., adalah Nabi SAW shalat Dhuha 4 raka’at, tidak dipisah keduanya
(tiap shalat 2 raka’at) dengan pembicaraan.” (HR Abu Ya’la
Dari
Abu Hurairah Ra., bahwasannya Nabi pernah Shalat Dhuha dengan dua raka’at (HR
Imam Bukhari dan Muslim)
Dari
Ummu Hani, bahwasannya Nabi SAW masuk rumahnya (Ummu Hani) pada hari Fathu
Makkah (dikuasainya Mekkah oleh Muslimin), beliau shalat 12 raka’at, maka kata
Ummu Hani: “Aku tidak pernah melihat shalat yang lebih ringan daripada shalat
(12 raka’at) itu, namun Nabi tetap menyempurnakan ruku’ dan sujud beliau.” (HR
Imam Bukhari dan Muslim)
5.
Shalat Tahiyyatul Masjid
Dari
Abu Qatadah, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Apabila salah seorang dari kalian
masuk masjid, janganlah duduk sehingga shalat dua raka’at.” (HR Jama’ah Ahli
Hadits)
6.
Shalat Taubat
Nabi
SAW bersabda: “Tidaklah seorang hamba yang berdosa, kemudian ia bangun berwudhu
kemudian shalat dua raka’at dan memohon ampunan kepada Allah, kecuali ia akan
diampuni.” (HR Abu Dawud, Tirmidzi, dan lain-lain)
7.
Shalat Tasbih
Yaitu
shalat empat raka’at di mana di setiap raka’atnya setelah membaca Al-Fatihah
dan Surah, orang yang shalat membaca: Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaaha
illallah wallaahu akbar sebanyak 15 kali, dan setiap ruku’, i’tidal, dua sujud,
duduk di antara dua sujud, duduk istirahah (sebelum berdiri dari raka’at
pertama), dan duduk tasyahud (sebelum membaca bacaan tasyahud) membaca sebanyak
10 kali (Total 75 kali setiap raka’at). (HR Abu Dawud dan Ibnu Huzaimah)
8.
Shalat Istikharah
Dari
Jabir bin Abdillah berkata: “Adalah Rasulullah SAW mengajari kami Istikharah
dalam segala hal … beliau SAW bersabda: ‘apabila salah seorang dari kalian
berhasrat pada sesuatu, maka shalatlah dua rakaat di luar shalat fardhu …dan
menyebutkan perlunya’ …” (HR Jama’ah Ahli Hadits kecuali Imam Muslim)
9.
Shalat Hajat
Rasulullah
SAW bersabda: “Barang siapa mempunyai hajat kepada Allah atau kepada seseorang,
maka wudhulah dan baguskan wudhu tersebut, kemudian shalatlah dua raka’at,
setelah itu pujilah Allah, bacalah shalawat, atas Nabi SAW, dan berdoa …” (HR
Tirmidzi dan Ibnu Majah)
10.
Shalat 2 rakaat di masjid sebelum pulang ke rumah
Dari
Ka’ab bin Malik: “Adalah Nabi SAW apabila pulang dari bepergian, beliau menuju
masjid dan shalat dulu dua raka’at.” (HR Bukhari dan Muslim)
11.
Shalat Awwabiin
Al-Qur’an
surah Al-Israa’ ayat 25
Dari
Ammar bin Yasir bahwa Nabi SAW bersabda: “Barang siapa shalat setelah shalat
Maghrib enam raka’at, maka diampuni dosa-dosanya, walaupun sebanyak buih
lautan.” (HR Imam Thabrani)
Ibnu
Majah, Ibnu Huzaimah, dan Tirmidzi meriwayatkan hadits serupa dari Abu Hurairah
Ra. Nabi SAW bersabda: “Barang siapa shalat enam raka’at antara Maghrib dan
Isya’, maka Allah mencatat baginya pahala ibadah 12 tahun” (HR Imam Tirmidzi)
12.
Shalat Sunnah Wudhu’
Rasulullah
SAW bersabda: “Barang siapa berwudhu, ia menyempurnakan wudhunya, kemudian
shalat dua raka’at, maka diampuni dosa-dosanya yang terdahulu.” (HR Imam
Bukhari dan Muslim)
13.
Shalat Sunnah Mutlaq
Nabi
SAW berpesan kepada Abu Dzar al-Ghiffari Ra.: “Shalat itu sebaik-baik
perbuatan, baik sedikit maupun banyak.” (HR Ibnu Majah)
Dari
Abdullah bin Umar Ra.: “Nabi SAW bertanya: ‘Apakah kamu berpuasa sepanjang
siang?’ Aku menjawab: ’Ya.’ Beliau bertanya lagi: ‘Dan kamu shalat sepanjang
malam?’ Aku menjawab: ’Ya.’ Beliau bersabda: ’Tetapi aku puasa dan berbuka, aku
shalat tapi juga tidur, aku juga menikah, barang siapa tidak menyukai sunnahku,
maka ia tidak termasuk golonganku’.” (HR Bukhari dan Muslim)
Hadits
terakhir ini menunjukkan bahwa shalat sunnah bisa dilakukan dengan jumlah
raka’at yang tidak dibatasi, namun makruh dilakukan sepanjang malam, karena
Nabi sendiri tidak menganjurkannnya demikian. Ada waktu untuk istirahat dan
untuk istri/suami.
BY:ROHMA TKJ
0 komentar:
Posting Komentar